Jagung yang kemarin tanam kini sudah umur 10 hari sudah berdaun tiga, pertumbuhannya cukup bagus, hampir merata perlubang satu biji. Memang ada yang perlubang berisi dua, tapi sangat jarang masih saya kategorikan normal karena menanam menggunakan alat.

Nama alat tanam biji jagung ini berbagai macam penyebutannya, ada yang bilang klotok, etek, otok, sedangkan saya menyebutnya klotok. Mungkin karena suaranya saat dijalankan berbunyi tek tek tek hingga banyak orang menyebutnya bermacam – macam.

Kenapa saya saat tanam biji jagung ini menggunakan alat, supaya lebih irit biaya. Memang biaya atau ongkos klotoknya per 5 kg biji jagung kemasan Rp 200.000. sedangkan menggunakan tenaga manusia selain memerlukan banyak orang juga susah mencari tenaga kerja, terutama waktu saat saya tanam banyak petani yang pada saat itu bersamaan tanamnya. 

  

Umur 10 hari belum bisa di katakan aman dari segala hama dan penyakit. Seperti tahun yang lalu serangan ulat merajalela hingga membuat petani jagung seperti saya pusing untuk menanggulagi, berbagai macam obat dicoba, bahkan bermacam – macam bahan aktif.

Selain ulat terkadang belalang, satu atau dua belalang terkadang kita temukan di daun – daun pohon jagung tetapi selama ini belalang tidak seberapa dan tidak terlalu berefek pada tanaman jagung.



Sampai tiga kali penyemprotan pohon jagung masih ada yang terkena, ulat ini menyerang daun lebar dan daun di pucuk atau tunas yang baru. Setelah tiga kali penyemprotan dengan waktu yang berbeda akhirnya pasrah. Alhamdulillah masih bisa panen walau daunnya banyak yang bolong – bolong dimakan oleh ulat.

Semoga serangan ulat bisa berkurang di tahun ini atau bahkan bisa hilang dan membuat para petani jagung merasa nyaman hingga panen.

Post a Comment

Terima kasih sahabat sudah :
1. Berkomentar
2. Tidak memasukkan link hidup dalam komentar
3. Tidak berkomentar sara/porno